
Gimana rasanya saat kamu udah kasih perhatian, waktu, dan energi buat seseorang, tapi gak pernah dapet respons yang setimpal? Capek? Bingung? Atau malah mulai mikir, “Aku salah apa sih?”
Banyak dari kita pernah ada di fase itu—berjuang keras buat seseorang yang bahkan gak tahu (atau pura-pura gak tahu) seberapa besar usaha kita. Rasanya kayak lari ngejar bayangan: makin dikejar, makin jauh.
Tanda-Tanda Kamu Lagi Sayang Sendirian
Kadang kita terlalu sibuk berharap, sampai lupa lihat tanda-tanda jelas kalau kita lagi jalan sendirian. Coba cek ini:
- Kamu selalu duluan mulai percakapan
- Dia jarang bales cepat, bahkan terkesan ogah-ogahan
- Gak pernah ada ajakan ketemu atau ngobrol lebih dalam
- Hubungan jalan gitu aja, tanpa arah dan tujuan
- Kamu lebih sering galau daripada bahagia
Kalau iya, mungkin udah waktunya kamu jujur sama diri sendiri—apakah ini hubungan, atau cuma ilusi?
Worth It atau Wasting Time?
Berjuang itu gak salah. Tapi perjuangan harus ada timbal baliknya. Kalau kamu terus-terusan ngejar tanpa tahu dia punya perasaan yang sama, lama-lama bukan cinta yang kamu dapet, tapi luka.
Cinta itu dua arah, bukan satu orang yang lari maraton, sementara yang satunya duduk manis nungguin tanpa peduli.
Jangan sampai kamu kehabisan tenaga buat seseorang yang bahkan gak pernah mau jalan bareng kamu.
Saatnya Pikirin Diri Sendiri
Kamu pantas dicintai, diperjuangkan, dan dihargai. Kalau sekarang kamu merasa kayak cuma pengisi waktu atau pelarian, lebih baik mundur sebelum kamu kehilangan versi terbaik dari dirimu.
Yang tulus gak akan bikin kamu ngerasa sendirian di tengah perjuangan. Dan yang benar-benar peduli, pasti kasih kamu rasa aman—bukan rasa ragu.